Connect with us

Uncategorized

Takut dengan Ancaman, Korban penganiayaan di Manokwari Mencari Keadilan ke Mabes Polri

Menyikapi dugaan adanya rekayasa oleh pelaku penganiayaan, seorang pengusaha perhotelan di Manokwari Papua Barat, kepada seorang karyawannya bernama Doni Damara Matuankotta, akhirnya pihak Keluarga Dodi Damara mencari keadilan ke Jakarta, dan akan membawa kasus penganiayaan oleh Pengusaha Hotel di Manokwari yang berinisial H tersebut ke Mabes Polri dan Komnas HAM.

Dalam jumpa PERS, Orang tua tertua Korban, Izak Timisela mengaku pihaknya tidak berani mengadukan kasus tersebut di Manokwari Barat, hal tersebut ditakutkan ada ancaman dari pihak keluarga yang lain, sebagaimana ancaman melalui WA yang diterima korban maupun keluarga, serta demi keselamatan Doni Damara sendiri, pihak keluarga akan melaporkan kasus penganiayaan oleh H tersebut ke Mabes Polri maupun Komnas HAM serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Izak Timisela mewakili keluarga korban juga mengungkapkan peristiwa penganiayaan Doni Damara (26 tahun) yang terjadi di salahsatu hotel berbintang yang beralamat Jalan Merdeka, Manokwari Barat, Manokwari, Papua Barat, Indonesia, yang dilakukan di gudang hotel pada pukul 17.00 sore hari oleh pemilik hotel yang berinisial H pada tanggal 5 Mei 2023 lalu, dan sampai hari ini belum tercium oleh aparat hukum. Tegas Izak Timisela selaku paman korban didampingi Doni Damara Marga Matuankotta (Korban), Enos Matuankotta (Bapak Korban) Yuliana Timisela (Ibu Korban), Alfrilia Matuankotta (Kakak Korban) dan beberapa kerabat keluarga korban juga ikut hadir, pada konferensi pers di Tangerang Kamis, 21/03/2024.

Peristiwa pengayianaan tersebut memang blom dilaporkan ke pihak kepolisian, hal ini demi keselamatan keluarga korban yang sering mendapat intimidasi dari pelaku. Marasa nyawa keluarga terancam, keluarga memilih untuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta. Sesuai juga rujukan dari Rumah Sakit di Manokwari, bahwa alat operasi plastik yang blom ada di RS tersebut.

Motif dari kejadian ini diduga karena adanya faktor rasa cemburu dan kedekatan korban dengan istri pelaku, karena korban sering dipanggil oleh istri korban untuk membantu pekerjaan dirumahnya, serta membanto pekerjaan pembantu rumah tangga, papar Izak

dalam jumpa PERS tersebut, Korban juga menjelaskan, bahwa Kronologis kejadian diceritakan oleh korban, bahwa, “Pada tanggal 5 Mei 2023 pukul 17.00 sore, saya (Doni) dipanggil bos ke gudang hotel yang masih berada di area hotel tersebut. Bos atau pemilik hotel tersebut mengatakan beberapa kesalahan yang saya lakukan. Diantaranya masalah saya mencium seorang karyawan wanita (Resepsionis), masalah pemakaian uang dan masalah hp hotel yang hilang. Saat itu bos langsung memukul saya dengan tangan kosong.

Kemudian bos memanggil salah satu karyawan gudang (Anjelo) untuk membeli bensin. Setelah bensin datang, bos menyuruh saya menunduk dan langsung menyiramkan bensin tersebut ke tubuh saya bagian belakang. Tapi saat dibakar api tidak menyala ditubuh saya. Karena bensin yang dibeli tersebut sudah dicampur air oleh karyawan gudang tersebut, agar saya tidak terbakar, jelas Doni.

Lebih jelas Doni mengatakan, “Kemudian bos menyuruh lagi karyawan lain untuk membeli bensin dan bensin kedua inilah mengguyurkan bensin ke baju dan tubuh saya, kemudian menyalakank api hinga terbakar hampir 75 persen. Saya berusaha meronta tapi baju yang terbakar sudah menempel di badan saya. Saat itu gudang dalam keadaan terkunci jadi saya tak bisa kabur, Ucap Doni.

Pada malam kejadian itu korban juga dibawa kerumah sakit untuk diobati. Tapi pelaku mengganti identitas korban dengan nama lain, agar keluarga korban tidak dapat menemukan korban.

Dijelaskan juga oleh keluarga korban, pada saat kerabat korban datang ke hotel untuk menanyakan keberadaan korban, pihak Hotel mengatakan bahwa Doni (korban) sedang pulang ke kampung. Selang beberapa hari, seseorang mengabarkan bahwa Doni berada di Rumah Sakit, karena kena api Las, dimana Doni sedang mencoba coba alat Las yang ada di Hotel tersebut. Saat itulah keluarga korban menemukan Doni dan terkuak kejadian yang sebenarnya dialami oleh Doni.

Enos Matuankotta orang tua Korban juga menambahkan bahwa pihaknya ingin kasus ini bisa ditindaklanjuti oleh Kepolisian RI, karena pihak pelaku penganiayaan juga sudah tidak bisa dihubungi serta tidak mau bertanggungjawab, sementara biaya pengobatan anaknya Doni cukup besar, sementara keluarga sudah tidak mampu membiayai berobat, keluarga berharap pelaku penganiayaan mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, pintanya. (Red)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Uncategorized